BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis
Perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data
keuangan yang terdapat pada laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba rugi, laporan arus kas). Rasio
merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan
keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa
rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa
tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari
suatu periode ke periode berikutnya.
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan
perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang
memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan
suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer
keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat
ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17). Dalam
mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang
penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang
sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio
sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya
rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya 4
pertanyaan: bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif
dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana
perusahaan didanai, apakah pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian
yang cukup. Perhitungan rasio financial sebaiknya didasarkan pada data laporan
keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit
masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang
akurat. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi
yang digunakan haruslah sama.
1.2 Identifikasi
Masalah
Adanya Rasio keuangan sebagai alat ukur yang
digunakan perusahaan utuk mengalisis laporan keuangan didalam posisi dan
kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan.
Tujuan:
1. Profitabilitas (Rasio Laporan
Rugi Laba) adalah kemampuan perseroan
untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari
Laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan
laporan hasil kinerja perseroan.
2. Rasio
Solvabilitas (Rasio Neraca) adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi
seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban
terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh
kewajiban terhadap ekuitas
3. Rasio
Likuiditas (Rasio Neraca) adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi
kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva
lancar dengan kewajiban lancar.
4. Rasio
Aktivitas (Rasio antar Laporan Keuangan-Neraca dan Rugi/Laba) adalah kemampuan perseroan
dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita
kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan neraca. keuangan (balance sheet) perseroan serta
berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya.
1.3 Rumusan Masalah
Rasio Keuangan merupakan Alat yang
sangat penting dalam Analisi Keuangan Perusahaan, dari rasio Keuangan kita
harus dapat mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Apa Manfaat Rasio Keuangan Bagi
Perusahaan?
b. Bagaimana Pengertian,Kegunaan,serta
keunggulan dan keterbatasan Analisis
keuangan?
c. Apa saja Jenis-jenis Rasio Keuangan
itu?
d. Bagaimana Fungsi dan kegunaan Rasio
keuangan?
e. Seperti apa penerapan dan
penyelesaiannya dalam bentuk kasus dari suatu perusahaan?
1.4 Maksud dan tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah Rasio keuangan dapat digunakan sebagai Analisis
keuangan suatu perusahaan, dan diharapkan dapat membantu Proses Pengambilan
keputusan Laporan keuangan dalam perusahaan. Dari laporan keuangan dapat
mencerminkan baik buruknya kinerja perusahaan, sehingga dalam pengambilan
keputusan pun bisa menjadi lebih mudah oleh pihak yang berkepentingan.
1.5 Batasan
Masalah
Mengingat begitu banyak bentuk dari rasio Keuangan dan
beberapa sub-sub nya, maka dalam makalah ini saya batasi dan hanya akan
membahas rasio keuangan yang sering digunakan dalam analisis keuangan dalam
perusahaan.yakni rasio keuangan seperti: Rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitas/leverage, Rasio Profitabilitas / Rentabilitas, dan Rasio
aktivitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perngertian Rasio
Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data finansial (Bambang Riyanto, 1996:329). Pancawati
Hardiningsih (2002:85), rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian
relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang
satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan finansial. Rasio menggambarkan
suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang
lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat
menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya
posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut
dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard
(Munawir,2004:64). Pancawati Hardiningsih (2002:85), manfaat analisis rasio
pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan
juga bagi pihak luar. Rasio-rasio ini mempermudah upaya pembandingan kinerja
perusahaan dari tahun ke tahun (time series) atau dengan perusahaan lain (cross
section) dalam industri yang sama.
2.1.1. Analisis Rasio
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan
penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang
sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk
rasio. Rasio paling bermanfaat bile berorientasi ke depan artinya kita sering
menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan
ukurannya di masa depan.
§ faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain
peristiwa ekonomi, faktor industri, kebijakan manajemen dan metode akuntansi.
§ interpretasi rasio, bermanfaat jika di interpretasikan
dalam perbandingan dengan rasio tahun sebelumnya, standar yang ditentukan
sebelumnya dan rasio pesaing.
Analisis rasio merupakan
alat penting dalam analisis keuangan. Identifikasi setidaknya empat rasio yang
menggunakan:
v Hanya data neraca Neraca: Rasio lancar, rasio cepat, total
utang terhadap ekuitas, utang jangka panjang terhadap ekuitas.
v Hanya data laporan laba rugi: Laporan Laba Rugi: Margin laba kotor, margin
laba operasi, margin laba sebelum pajak, margin laba bersih.
v Data neraca dan laporan laba
rugi: Neraca dan Laporan Laba
Rugi: Jumlah hari untuk menjual persediaan, perputaran kas, perputaran piutang
usaha, perputaran modal kerja.
2.1.2
keterbatasan
analisis rasio.
1)
Rasio tersebut
dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya
dan bahkan dapat dimanipulasi.
2)
Seorang manajer
keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu baik
atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan
suatu kumpulan rasio - rasio.
3)
Kecocokan
dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut
sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.
4)
Dalam
menganalisa setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak
dapat berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari
dua hal ini dipenuhi 1) Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang
mempunyai tingkat resiko yang hampir sama; 2) Adanya analisa kecenderungan
(trend) dari setiap rasio pada tahun – tahun sebelumnya.
5)
Pencapaian
target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja Perusahaan yang baik.
Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata -
rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader's ratios.
2.2 Pengertian
Keuangan
Keuangan adalah Administrasi yang
mengurusi keluar masuknya uang dalam suatu lembaga. Sedangkan pengertian uang
sendiri adalah alat tukar atau standat pengukuran nilai (kesatuan atau
hitungan) yang sah. Pengertian uang yang lain adalah harga atau
kekayaan.Keuangan diperlukan oleh setiap perusahaan untuk memperlancar kegiatan
operasinya. Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:34), pengertian keuangan sebagai berikut: ”
Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang yang mempengaruhi
kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan
proses, lembaga,pasar, dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara
individu maupun antara bisnis dan pemerintah.
2.3 Rasio Keuangan
2.3.1 .Definisi Rasio keuangan
Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan
menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam
menilai kinerja perusahaan. Menurut Harahap (1999 : 297) “rasio keuangan adalah
angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau
berarti”.Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi
penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild,
Subramanyam,dan Halsey (2005 : 36) “Rasio merupakan alat untuk menyediakan
pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik
awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat
mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut”. Dari defenisi
ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat
penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan
tahun-tahun sebelumnya.
Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk
perbandingan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Agar hasil
perhitungan rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang
dibandingka n harus mengarah pada hubungan ekonomis yang penting. Contoh Pertama, untuk beberapa pengecualian, tidak ada ketentuan-ketentuan
baku dan cepat untuk komputasi rasio. Kedua, dalam penghitungan banyak rasio,
angka-angka laporan laba rugi dibandingkan dengan angka-angka neraca. Karena
laporan laba rugi mengacu pada suatu periode waktu dan neraca mengacu pada
suatu titik waktu, maka dalam penghitungan rasio-rasio adalah baik untuk
menghitung rata-rata untuk angka-angka neraca.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan
rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis
dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan
kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin (2000 : 40) mengemukakan beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis.
o
Sebuah rasio saja tidak dapat
digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk
menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai
secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai,
maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
o
Pembandingan yang dilakukan haruslah
dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita
membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio
finansial perusahaan B pada tahun 19X1.
o
Sebaiknya perhitungan rasio finansial
didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan
keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio
yang dihitung juga kurang akurat.
o
Adalah sangat penting untuk
diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.
2.3.2
Analisis Rasio Keuangan
A.
Definisi Analisis rasio keuangan
Analisi Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis
keuangan. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan
menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam
bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36)
“analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan penting dan
menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk
dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk
rasio”.Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan
neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan
gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu
perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajer keuangan
meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta dapat ditempuh untuk
memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17) Suatu rasio tidak memiliki
arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio yang
lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis
ini dapat dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode
sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu,
selain itu dapat pula dilakukan dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis
dalam industri itu sehingga dapat diketahui bagaimana keuangan dalam
industri.Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu
perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick
tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio.
Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical
terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data
keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan
penganalisis.
Menurut Bambang Riyanto (1992 : 329), analisis rasio
keuangan adalah proses penentuan operasi yang penting dan karakteristik
keuangan dari sebuahperusahaan dari data akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan
dari analisis ini adalah untuk menentukan efisiensi kinerja dari manajer
perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan. Dalam
menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua
macam perbandingan, yaitu :
§ Membandingkan
rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu
(histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang
akan dating dari perusahaan yang sama.
§ Membandingkan
rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan
yang lain yang sejenis. Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya
tegantung kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data menginterprestasikan
data yang bersangkutan
.
B. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan
rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi
perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi
dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan
rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata
industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.Analisis rasio
keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan
yaitu manajer perusahaan,analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio
keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006
: 119) adalah sebagai berikut:
v Manajer,
yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian
meningkatkan operasi perusahaan,
v Analis
kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang
menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utangnya, dan
v Analis
saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan
perusahaan.
C. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling
sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan
dibandingkan alat analisis keuangan lainnya. Analisis rasio keuangan memiliki
beberapa keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh
Harahap (2006 : 298).
o
Rasio merupakan angka-angka atau
ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
o
Rasio merupakan pengganti yang
sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan
rumit.
o
Rasio mengetahui posisi perusahaan
di tengah industri lain.
o
Rasio sangat bermanfaat untuk bahan
dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).
o
Rasio menstandarisir sizeperusahaan.
o
Dengan rasio lebih mudah
memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan
perusahaan secara periodik atau time series.
o
Dengan rasio lebih mudah melihat
tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga
memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada
beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan antara lain:
v Kesulitan
dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis
apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
v Perbedaan
metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan
metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
v Rasio
keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi olehcara
penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
v Informasi
rata == rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.
Keterbatasan utama dalam analisis rasio keuangan adalah
sulit membandingkan hasil perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan dengan
rata-rata industri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kieso, Weygandt, dan
Warfield (2002 : 495) Kritik terbesar atas analisis rasio ada lah sulitnya
mencapai ko mparabilitas (comparability) yang tinggi di antara
perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu.Untuk mencapai komparabilitas di
antara perusahaan-perusahaan mengharuskan analis untuk (1) mengidentifikasi
perbedaan mendasar yang terdapat dalam prinsip dan prosedur akuntansi yang
digunakan dan (2) menyesuaikan saldo untuk mencapai komparabilitas.
Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun
mempunyai beberapa keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati.
Rasio-rasio tersebut terbentuk dari penfsiran dengan cara menggabungkan
beberapa rasio yang ada menjadi suatu model peramalan yang berarti yaitu model
yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan ini menghasilkan suatu
index yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam satu kelompok
yang telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur
prospek sutu perusahaan.
D.
Pemakai Rasio Keuangan
Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang
berlainan, tergantung pada siapa yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi
Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan
menjadi :
1)
Intern, yaitu manajemen itu sendiri
untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap
perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
2)
Ekstern, yaitu dapat dibedakan
menjadi :
§ Kreditur
yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi
: krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek
merupakan orang atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan
dalam jangka pendek atau yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini).
Kreditur jangka pendek ini akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas.
Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga keuangan yang memberikan
pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang dikeluarkan perusahaan.
Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga
maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas
dan profitabilitas.
§ Investor
atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal
(pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang
mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.
E.
Penggunaan Rasio Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak
sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian
angka-angka rasio yang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok
(Munawir, 1992 : 68), yaitu :
1)
Penggolonagn berdasarkan sumber data
§ Rasio-rasio
neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang
bersumber atau yang berasal dari neraca.
§ Rasio-rasio
laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data
yang berasal dari laporan laba rugi.
§ Rasio-rasio
antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari
data yang berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.
2) Penggolongan berdasarkan tujuan
penganalisis adalah: Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas, Rasio rentabilitas,
Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis.
Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis
rasio adalah penggabungan yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur
dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan antara unsur laporan
tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Analisis ratio
merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan
dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur
kekuatan atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis
ratio keuangan (Financial Ratio Analysis). Dalam Keown dkk tujuan dari analisis ratio adalah untuk
membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan,
berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas.
Analisis ratio pada dasarnya tidak
hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan saja melainkan juga pihak luar
dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau pihak yang berkepentingan.Analisis
ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat
evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan
menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan.
2.2.4
Jenis-jenis Rasio Keuangan
Dengan menggunakan rasio keuangan
sebagai alat ukur untuk menilai kinerja keuangan, Menurut Bambang Riyanto dalam
bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (BPFE Yogyakarta, 2001:331),
pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai berikut :
- Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas perusahaan (Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ).
- Rasio Leverage / solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan lain sebaginya).
- Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya).
- Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales, Return on total assets, Return on net worth dan lain sebagainya).
Menurut Bambang Riyanto dalam
bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan (BPFE Yogyakarta, 2001:331),
pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai berikut:
1.
Rasio Likuiditas
Rasio-rasio yang digunakan untuk
mengukur likuiditas perusahaan, Yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi atau kemampuan suatu
perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi kewajiban finansiilnya pada saat ditagih.
Rasio Untuk Mengukur kemampuan
Perusahaan :
1. Memenuhi kewajiban tepat pada waktunya
2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal
3 Membayar bunga & dividen yang dibutuhkan
4. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan
Rasio Likuiditas terdiri dari :
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Yaitu Kemampuan
untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang
dimiliki. Menunjukan tingkat keamanan ( Margin og safety) kreditor jangka
pendek atau kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
Rumus :
Aktiva
lancar
|
X
100%
|
Hutang Lancar
|
Ratio lancar 200% kadang-kadang sudah
memuaskan bagi perusahaan, tetapi ratio 200% hanya merupakan kebiasaan (rule of
thumb) dan akan digunakan sbg titik tolak untuk mengadakan analia lebih lanjut.
Rasio lancar yang tinggi belum teentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang
perusahaan, misalnya : Jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan
taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan
menunjukan adanya over investment dalam persediaan tersebut. Saldo piutang
yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. Rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukan
kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibanding dengan yang dibutuhkan
Sekarang.
Analisa sebelum membuat kesimpulan yang
akhir dari analisa rasio lancar harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai
beerikut:
v Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancar;
v Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar,
untuk jangka waktu 5 tahun atau lebih dari waktu yang lalu.
v Syarat yang diberikan oleh kreditor ke perusahaan dalam
mengadakan pembelian maupun syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam
menjual barangnya.
v Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar,
sebab ada kemungkinan perusahaan mempunyai saldo piutang yang cukup besar
tetapi piutang tersebut sudah lama teerjadi dan sulit ditagih sehingga nilai
realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang dulaporkan.
v Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar yang besar
(terutama diitunjukan dalam persediaan) maka tidak menjamin likuid perusahaan.
v Perubahan persediaan dalan hubungannya dengan volime
penjualan sekarang atau di masa yang akan datang, yang mungkin adanya over
investment dalam persediaan;
v Kebutuhan jumlah modal kerja di masa mendatang semakin
besar, kebutuhan modal kerja di masa yang akan datang maka dibutuhkan.
v Type atau jenis perusahaan ( Memproduksi sendiri barang
yang dijual perdagangan atau perushaan jasa )
b. Rasio Kas ( cash ratio )
Membayar
kewajiban dengan setara kas yang tersedia
Rumus :
Kas + Surat Berharga
|
X
100 %
|
Hutang
lancar
|
c. Rasio cepat
( quick ratio )
Membayar
kewajiban dengan aktiva lancar yang lebih likuid
Rumus :
Aktiva Lancar -
Persediaan
|
X
100 %
|
Kewajiban Lancar
|
Contoh Soal :
TAVI SPORT
|
||||||||||||
Neraca Saldo
|
||||||||||||
31-Des-08
|
||||||||||||
KETERANGAN
|
NO BUKTI
|
D
|
K
|
|||||||||
Kas
|
24.010.170
|
|||||||||||
Piutang dagang
|
162.500.000
|
|||||||||||
Piutang lain-lain
|
5.500.000
|
|||||||||||
Persediaan barang dagang
|
27.500.000
|
|||||||||||
Perlengkapan Usaha
|
1.500.000
|
|||||||||||
Tanah
|
150.000.000
|
|||||||||||
Peralatan
|
5.250.000
|
|||||||||||
Kendaraan
|
140.000.000
|
|||||||||||
Ak. Penyusutan Kendaraan
|
4.200.000
|
|||||||||||
Bangunan
|
275.000.000
|
|||||||||||
Ak. Penyusutan bangunan
|
8.300.000
|
|||||||||||
Hutang dagang
|
78.000.000
|
|||||||||||
Hutang sewa
|
500.000
|
|||||||||||
Hutang bank
|
30.000.000
|
|||||||||||
Hutang lain-lain
|
53.166.000
|
|||||||||||
Modal
|
563.500.000
|
|||||||||||
Penjualan
|
242.000.000
|
|||||||||||
Retur penjualan
|
2.000.000
|
|||||||||||
Potongan penjualan
|
315.000
|
|||||||||||
Pembelian
|
53.300.000
|
|||||||||||
By Angkut Pembelian
|
250.000
|
|||||||||||
Retur Pembelian
|
||||||||||||
Potongan Pembelian
|
750.000
|
|||||||||||
Biaya Promosi
|
14.000.000
|
150.000
|
||||||||||
Biaya Gaji
|
104.500.000
|
|||||||||||
Biaya Listrik & telp
|
11.600.000
|
|||||||||||
Biaya Bunga
|
3.340.830
|
|||||||||||
TOTAL
|
980.566.000
|
980.566.000
|
||||||||||
TAVI SPORT
|
||||||||||||
Laporan Laba Rugi
|
||||||||||||
31 Desember 2008
|
||||||||||||
LAPORAN LABA RUGI
|
||||||||||||
Penjualan
|
242.000.000
|
|||||||||||
Retur Penjualan
|
2.000.000
|
|||||||||||
Pot.Penjualan
|
315.000
|
+
|
||||||||||
2.315.000
|
_
|
|||||||||||
Penjualan Bersih
|
239.685.000
|
|||||||||||
HPP
|
||||||||||||
PBD awal
|
27.500.000
|
|||||||||||
Pembelian
|
53.300.000
|
|||||||||||
BAP
|
250.000
|
+
|
||||||||||
53.550.000
|
||||||||||||
Retur pembelian
|
750.000
|
|||||||||||
Pot. {embelian
|
150.000
|
+
|
||||||||||
900.000
|
_
|
|||||||||||
Pembelian Bersih
|
52.650.000
|
+
|
||||||||||
80.150.000
|
||||||||||||
PBD Akhir
|
22.800.000
|
_
|
||||||||||
HPP
|
57.350.000
|
_
|
||||||||||
Laba Kotor
|
182.335.000
|
|||||||||||
Biaya Operasional
|
||||||||||||
By Promosi
|
14.000.000
|
|||||||||||
By Gaji
|
104.500.000
|
|||||||||||
By Listrik & Telp
|
11.600.000
|
|||||||||||
By Peny Peralatan
|
65.625
|
|||||||||||
By perlengkapan
|
400.000
|
|||||||||||
By Peny kendaraan
|
14.000.000
|
|||||||||||
By Peny Bangunan
|
27.500.000
|
+
|
||||||||||
Total By Operasional
|
172.065.625
|
_
|
||||||||||
Laba Bersih Di luar Usaha
|
10.269.375
|
|||||||||||
By Bunga
|
4.090.830
|
_
|
||||||||||
Laba Bersih setelah Biaya Diluar Usaha
|
6.178.545
|
|||||||||||
a. Current Ratio
Aktiva lancar
|
X 100%
|
Hutang Lancar
|
Aktiva Lancar =
Kas+Piutang dagang+Piutang Lain-Lain+Persediaan+Per.Usaha
=
24.010.170+162.500.000+5.500.000+27.500.000+1.500.000
= 221.010.170
Hutang lancar = 78.000.000+500.000+30.000.000+53.166.000
= 161.666.000
221.010.170 /
161.666.000 x 100 % = 137 %
= 1,37 X
( Artinya
setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,37 Aktiva lancar )
b. Quick Ratio
Aktiva Lancar –
Persediaan
|
X 100 %
|
Kewajiban Lancar
|
221.010.170 - 27.500.000
|
X 100 %
|
161.666.000
|
= 119,69 % = 120 %
=
1,20 X
(Artinya kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar
dengan aktiva adalah setiap Rp 1 hutang lancar
dengan Rp 1,20 aktiva lancar yang likuid)
2. Rasio Solvabilitas
Menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Kondisi
keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan
yang baik juga dalam jangka panjang. Hal-hal yang menguntungkan dalam jangka
pendek dengan mudah dapat digoyahkan dengan pos-pos jangka panjang, Misalnya :
a. Adanya
Understated ( dicatat terlau kecil ) atas penyusutan mengakibatkan laba dalam
tahun pertama besar, karena biaya depresiasi yang kecil, income overstated,
tetapi dalam jangka panjang perusahaan tidak dapat memperoleh kembali aktiva
tetapnya, kondisi ini merupakan penurunan kapasitas yang sangat membahyakan
kelangsungan usaha, karena aktiva belum habis disusut tetpai sudah tidak dapat
digunakan .
b. Jatuh tempo
hutang jangka panjang tidak direncanakan dengan baik, sehingga pada saat jatuh
tempo perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
c. Struktur modal
yang tidak baik, misalnya jumlah hutang lebih besar daripada modal sendiri.
d. Pada waktu
terjadi tendensi inflasi perusahaan menggunakan perhitungan harga pokok
historis ( dengan metode FIFO ), sehingga harga pokok penjualan kelihatan
sangat rendah, padahal harga jual meningkat sehingga mengakibatkan profit
margin kelihatan tinggi. Hal ini menyebabkan aktiv alancar ( terutama
persediaan ) semakin turun karena dengan jumlah uang yang sama tidak dapat
memperoleh jumlah kuantitas persediaan yang sama seperti jumlah sebelumnya
Rasio Solavabilitas terdiri dari :
a.Rasio
Modal dengan Total Aktiva
Menunjukan
tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva akan dapat
direalisir sesua dengan yang dilaporkan di Neraca.
Rumus :
Modal
|
X
100 %
|
Total
Aktiva
|
Semakin tinggi
rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk
membiayai aktiva perusahaan. Bila membandingkan ratio ini dari tahun ke tahun
atau antara perusahaan yang sejenis dalam waktu yang sama mungkin terjadi
berbagai perbedaan yang disebabkan :
§ Perbedaan
kebijkasanaa di dalam metode penyusutan.Misalnya dua perusahaan yang emmpunyai
modal dengan komponen yang sama, tetapi antara perusahaan tersebut menggunakan
metode penyusutan yang berbeda.
§ Perbedaan dalam
penggantian / penghentian aktiva tetap. Misalnya suatu perusahaan
mempertahankan suatu aktiva yang sudah out of date, sednag lainnya segera
mengganti aktiva, maka penyusutan aktiva akan berbeda dan kemungkinan ada
rugi-laba karena prnggantian.
§ Perubahan
tingkat harga. Dalam keadaan inflasi maka harga riil lebih besar dari nilai
buku. Kalau yang satu menyesuakin dengan kenaikan harga atau mengadakan
revaluasi dan yang lain tetap mencatat at coast
§ Kebijaksanaan
dalam hubungannya dengan devidend. Dua perusahaan dengan struktur nodal yang
sama dan tingkat keuntungan yang sama, tetapi yang satu likuid untuk membayar
deviden yang besar sedang lainnya likuid sehingga deviden yang dibagi kecil
atau bahkan dengan stobk devidend, maka ini akan berakibat pada proprietory
ratio yang berbeda.
§ Perbedaan dalam
kebijaksanaan pembiayaan aktiva dan sebagainya.
Kalau rasio ini
>100 % berarti aktiva tetap seluruhnya dibiayai modal sendiri. Kalau rasio
ini <100 % maka sebagian aktiva tetap dibiayai dengan modal pinjaman sedang
aktiva lancar dibiayai dengan seluruh modal pinjaman
b. Rasio Modal
Sendiri Dengan Aktiva Tetap
Menunjukan
berapa besar aktiva tetap dibiayai modal sendiri
Rumus :
Modal Sendiri
|
X 100 %
|
Nilai Buku Aktiva
Tetap
|
c. Rasio Aktiva
Tetap dengan Hutang Jangka Panjang
Menunjukan
tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan perusahaan untuk
memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap
Rumus :
Aktiva Tetap
|
X 100 %
|
Hutang Jangka
Panjang
|
d. Rasio Nilai Buku Per saham
Menunjukan
jumlah rupiah yang akan dibayarkan untuk setiap lembar saham apabila perusahaan
pada saat itu dibubarkan dengan anggapan semua aktiva pada direalisasi dengan
harga yang sama dengan nilai bukunya
Rumus :
Jumlah Modal
|
X 100 %
|
Saham Beredar ( Lbr
)
|
e. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang
Tetap
Menunjukan
tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan perusahaan untuk
memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap
Rumus :
Nilai Buku Aktiva
Tetap
|
X 100 %
|
Hutang Tetap
|
f. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva
Bagian dari setiap rupiah aktiva
digunakan untuk menjamin total hutang
Rumus :
Total Hutang
|
X 100 %
|
Total Aktiva
|
Contoh Soal :
a. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap
Modal
Sendiri
|
X
100 %
|
Nilai
Buku Total Aktiva
|
563.500.000 / 778.760.170 X 100 %
= 72,4 %
= 0,724 X
( Artinya
setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp 0,724 modal, sedangkan Rp 0,276
dari pinjaman / hutang )
b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap
Modal
|
X
100 %
|
Total Aktiva
|
563.500.000 / 557.750.000 x 100 %
= 101,03 %
= 1.01 X
( Artinya keseluruhan aktiva tetap
dibiayai dengan modal )
c. Rasio Aktiva Tetap Dengan Hutang
Jangka Panjang
Aktiva Tetap
|
X 100 %
|
Hutang Jangka
Panjang
|
Tavi Sport tidak memiliki hutang jangka
panjang makak kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan
keseluruhan aktiva tetap
3. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas terdir dari :
a. Perputaran piutang
kemampuan dana yang tertanam dalam piutang
berputar dalam periode tertentu
Rumus :
Penjualan Kredit
|
=........X
|
Piutang rata-rata
|
Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang
tertanam dalam piutang semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti
ada over investment dalam piutang. Penurunan rasio ini dapat di sebabkan oleh
faktor sebagai berikut :
o Turunnya penjualan dan naiknya piutang
o Turunnya piutang diikuti turunnya penjualan dalam jumlah
lebih besar.
o Naiknya penjualan diikuti naIknya piutang dalam jumlah
yang lebih besar.
o Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap
o Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah
b. Days of Receivable
Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan
piutang
Rumus :
Piutang rata-rata x
360 hari
|
=........X
|
Penjualan kredit
|
Semakin besar
periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang
c. Perputaran Persediaan
kemampuan dana
yang tertanam dalam persediaan berputar dalam periiode tertentu
Rumus :
Harga Pokok
Penjualan
|
=........X
|
Persediaan
rata-rata
|
Semakin tinggi
perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam persediaan semakin
rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over stock dalam
persediaan.
d. Days Of Inventory
Periode rata-rata persediaan berada
digudang
Rumus :
Persediaan
rata-rata x 360 hari
|
=........X
|
Harga Pokok
Penjualan
|
Semakin besar periode rata-rata, maka
semakin besar resiko kemungkinan persediaan berada digudang
f. Perputaran Modal Kerja
Kemampuan modal
kerja netto berputar dalam satu periode tertentu ( Siklus kas dari perusahaan )
Rumus :
Penjualan
|
=........X
|
Aktiva Lancar -
Hutang lancar
|
4. Rasio Rentabilitas
Yaitu Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu.
Rasio rentabilitas terdiri dari :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total aktiva
Mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan tersebut
Rumus :
Laba Usaha
|
=........X
|
Total Aktiva
|
Aktiva Usaha : Seluruh
aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva lain yang tidak digunakan
dalam kegiatan untuk memperoleh penghasilan pokok perusahaan.
Manfaat Rasio
ini : dapat
digunakan untuk membandingkan 2 atau lebih perusahaan yang memiliki struktur
permodalan yang berbeda atau untuk membandingkan perusahaan yang sama untuk dua
periode yang berbeda. Ratio yang rendah menunjukan kemungkinan-kemungkinan
sebagai berikut :
§ Adanya over investmen dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam
hubungannya dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.
§ Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan
ongkos-ongkos yang diperlukan.
§ Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran
§ Adanya kegiatan ekonomi yang menurun
b. Perputaran Total Aktiva
Mengukur
tentang kemampuan sampai berapa jauh aktivva telah digunakan dalam kegiatan
usaha atau berapa kali operating assets berputar dalam satu periode
Rumus :
Penjualan
|
=........X
|
Total Aktiva
|
c. Gross Profit margin
mengukur kemampuan memperoleh laba
kotor atau setiap satu rupiah penjualan menghasilkan laba kotor sekian rupiah
Rumus :
Laba Kotor
|
=........X
|
Penjualan
|
d. Rentabilitas Modal
Rumus :
Laba Bersih
|
=........X
|
Modal
|
e. Net Margin Ratio
Rumus :
Laba Bersih
|
=........X
|
Penjualan
|
f. Operating Ratio
Biaya operasi per rupiah penjualan
Rumus :
Laba Usaha
|
=........X
|
Penjualan
|
Contoh Soal :
a. Rasio Laba
Usaha dengan Total Aktiva
Laba Usaha
|
=........X
|
Total Aktiva
|
6.178.545.000 / 778.760.170
= 0.00079 X
b. Perputaran
Total Aktiva
Penjualan
|
=........X
|
Total Aktiva
|
239.685.000 / 778.760.170
= 0.3 X
( Artinya total
aktiva digunakan untuk meningkatkan penjualan efisiensi hanya sebesar 0.3 X )
c. Gross Profit
Margin
Laba Kotor
|
=........X
|
Penjualan
|
182.335.000 / 239.685.000
= 0.760 X
= 76 % ( Artinya perusahaan dapat mencapai laba kotor 76
% dari penjualan )
d. Net Margin
Ratio
Laba Bersih
|
=........X
|
Penjualan
|
6.178.545 / 239.685.000
= 0.026
= 2.6 % ( Artinya Rp 1 Penjualan Menghasilkan laba bersih
0.03 )
e. Operating
Margin Ratio
Laba Usaha
|
=........X
|
Penjualan
|
6.178.545 / 239.685.000
= 0.026
= 2.6 % ( Artinya Setiap Rp 1 Penjualan menghasilkan Rp
0.03 )
f. Rentabilitas
Modal
Laba Bersih
|
=........X
|
Modal
|
6.178.545 / 563.500.000
= 0.0109 X
= 1.01 % ( Artinya Rp 1 modal menghasilkan laba bersih Rp
0.0109 )
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Analisi Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis
keuangan. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan
menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam
bentuk rasio keuangan.
Rasio
keuangan dibedakan beberapa jenis antara lain :
§ Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas
perusahaan (Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ).
§ Rasio Leverage / solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan
untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan
hutang (Debt to total assets ratio, net worth to debt ratio dan lain
sebaginya).
§ Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory
turnover, average collection period dan lain sebagainya).
§ Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan
hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit
margin on Sales, Return on total assets, Return on net worth dan lain
sebagainya).
Dari jenis-jenis rasio tersebut kita dapat menggunakan Rasio
keuangan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya.
Analisis Keuangan juga mempunyai beberapa keunggulan salah satunya adalah rasio
sebagai pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan
yang sangat rinci dan rumit.dan Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah
industri lain. Kelemahan Analisis keuangan salah satunya adalah Perbedaan metode akuntansi akan
menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan
atau metode penilaian persediaan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar
Pembelajaran Perusahaan, BPFE,Yogyakarta.
·
Sawir, Agnes, 2009. Analisa
Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
·
Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen
Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
·
Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa
Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja
Sekian dulu postingan dari saya, mohon maaf jika ada kesalahan
s semoga bermanfaat
tinggalkan pesan gan :-)
thanks..
BalasHapustak ada contoh rasio aktivitas
BalasHapus